Friday, November 4, 2016

SURAT UNTUK INDONESIA: 4 NOVEMBER 2016

Assalamualaikum Wr. Wb
Salam sejahtera bagi kita semua.
Untuk saudara sesama Muslim, untuk saudara se Tanah Air, untuk sesama manusia. Saya ingin sekali menyampaikan pendapat mengenai aksi yang berjalan pada tanggal 4 November 2016 ini.

Pagi ini saya tersenyum ketika perjalanan menuju Alam Sutra pagi tadi. Kebetulan saya harus bekerja meliput salah satu resto yang baru saja buka di sana. Ya, di tengah sibuknya para pemburu berita menunggu aksi demonstran hari ini, saya justru melipir ke Alam Sutra untuk berita lain.

Saat melewati Jalan Jendral Sudirman, saya melihat beberapa kali sekelompok orang Muslim, berjalan beriringan menuju halte bus Trans Jakarta. Mungkin mereka ingin ke Masjid Istiqlal, pikir saya. Mereka berjalan, dengan wajah tenang, tanpa amarah, sambil sesekali berbincang satu sama lain. Nampak damai dan saya yakin, memang itu yang mereka ingin lakukan. Berorasi dengan damai.

Tak hanya mereka, beberapa saudara seiman juga saat itu ada yang naik motor, tetap dengan wajah penuh damai. Saya semakin optimis bahwa kerusuhan dapat dihindarkan.

Ketenangan saya semakin terasa ketika mendengar di berita bahwa para demonstran sudah ada yang pulang dan sebagian kembali menuju Masjid untuk menunggi Isya.

Bahkan, mereka yang dari Cirebon, Tasik, dan Bogor juga mulai merapatkan barisan untuk pulang. Namun alangkah kagetnya saya ketika melihat kondisi yang tiba tiba rusuh. Polisi melempar gas air mata, sebagian orang mencoba merubuhkan pagar, kerusuhan tak bisa dihindari. Wanita, orang tua, dan anak anak ada yang panik, bahkan mengalami luka ringan akibat aksi ini. Lebih sedihnya lagi, ternyata ada orang-orang dengan pakaian FPI yang ternyata bukan anggota FPI.

Dia mengungkapkan dirinya adalah Nasrani. Sebagian terpancing, menganggap bahwa Nasrani ingin menghancurkan nama Islam. Bagi saya tidak. Nasrani masih satu benang merah dengan Islam. Kitab mereka sangat menjunjung kasih sayang dan cinta damai. Saya yakin, ini tak lain hanyalah segelintir orang yang ingin mengadu domba rakyat, menggunakan agama. Ini baru penistaan agama yang paling kejam, sekaligus upaya memecah NKRI menurut saya.

Saya sedih...sangat sedih. Kesedihan ini bertambah karena ada saja orang" yang justru semakin menghina Islam. Mereka mengatakan bahwa saudara-saudara kita yang berorasi hari ini adalah orang bodoh, tolol, dan sebagainya. Padahal tidak sama sekali. Mereka orang beragama. Lihat bagaimana hingga Maghrib tadi umat Muslim membuktikan mereka mampu berorasi dengan damai, meski dihadiri ribuan orang. Masya Allah.

Oknum kepentingan yang tidak bertanggung jawab bahkan berhasil membuat umat Muslim menjadi geram dengan kepolisian dan pemerintah. Mereka menganggap aksi polisi yang melempar gas air mata adalah bentuk tidak adanya tanggung jawab pemerintah dalam mendengar aspirasi kaum Muslim. Mereka menganggap polisi lah yang memancing amarah umat Muslim. Padahal, ini adalah aksi provokator yang mengadudomba rakyat dan aparat.

Saudaraku, jangan mudah terprovokasi, mencibir, ataupun menghina. Kita bukan mereka yang tak beradap. Mereka semua, baik pemerintah, aparat, dan demonstran adalah saudara kita. Saurada seiman. Jika berbeda keyakinan, setidaknya mereka sesama manusia. Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW bahkan selalu berdakwah dengan damai, meskipun hinaan dan cacian terlontar untuknya. Jangan mau diadudomba. Kita manusia yang punya akal. Manusia yang punya iman. 
Provokasi ini hanya ingin merusak nama Islam dan ormas ormas Islam yang sebenarnya bisa berorasi dengan damai.

Saya yakin, Mereka itu beradap karena landasannya Al Quran dan melakukan aksinya untuk Allah..bukan kepentingan politik. Murni karena pembelaan atas Quran dan rasa cinta pada Maha Kuasa. 

Dan saya yakin saudara" saya yang seiman ini bukan orang biadab. Mereka pasti tau kalo aksi ini memang selayaknya damai. Mengingat yang ikut ada wanita serta anak anak.

Mari kita berdoa agar NKRI tak goyah dengan aksi adu domba ini dan saudara sesama Muslim bisa pulang dengan selamat tanpa terprovokasi. Aamiin. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar

Wassalamualaikum Wr. Wb.

- S. Dipodiputro