Terakhir saya bercerita bahwa Bairy, saya dan Dee akhirnya satu rumah. Yeay, saya punya rumah! It was not just a house but home for us. Mungkin bisa dibilang rumah itu rasanya seperti sweet escape. Saya bebas pulang jam berapa saja, punya anjing impian, dan tinggal bersama Dee. Dari dulu saya pengin bisa mengontrak bersama teman. Dan semua itu terwujud.
Selama di kontrakan, kenangan saya dan Bairy cukup banyak. Pernah waktu umurnya menginjak 7 bulan, saya marah besar dengannya. Waktu itu saya pulang kuliah. Tiba tiba saya dikagetkan oleh cerita tetangga saya. Katanya, Bairy menggigit seekor anak kucing sampai mati. Wah, saya benar-benar memarahinya. Sepertinya dia paham betul akan kemarahan saya, deh. Karena sejak saat itu, dia nggak pernah galak lagi sama kucing. Bahkan sekarang, saya sering melihatnya makan romantis sepiring berdua dengan kucing di sekitar rumah. Kadang malah threesome. Benar benar anjing yang aneh.
Oh iya, Bairy itu paling takut sama gelap, suara petasan, suara bedug, suara galon, dan hujan. Pernah pada suatu hari, Dee lagi ke Lampung. Saya berdua dengan Bairy. Dia di halaman dan saya di kamar. Tiba tiba saja mati lampu! Wah, saya paling nggak bisa tidur deh, kalau mati lampu. Saya pun takut gelap kalau sendirian. Akhirnya saya ajak Bairy masuk. Dia langsung naik ke atas sofa. Saya ikut duduk di atas sofa. Bodohnya, Bairy nangis. Padahal umurnya sudah 1 tahun. Saya memeluknya karena takut juga. Akhirnya, saya dan Bairy tidur di ruang tamu berdua. Meski kami sama sama takut, tapi tetap saling melindungi kan?
Meskipun Bairy seekor anjing, tapi dia pun punya etika kalau mengambil makanan. Waktu itu, saya lagi makan. Rencananya saya mau makan saat Bairy sedang makan. Salahnya, saya menaruh piring di lantai. Padahal Bairy sedang ada di situ juga, makan makanannya. Saya tinggal sebentar untuk mengambil minum. Oh iya, menu makanan saya waktu itu adalah ayam, tahu dan tempe. Pas saya balik, saya menyadari tahu saya ilang. Saya langsung melihat ke arah Bairy. Dia lagi makan tahu saya. Saya tertawa dan mengelusnya sambil bilang, "baik banget sih, ngambilnya tahu, bukan ayamnya." Padahal logikanya, anjing akan mengambil ayamnya dong. Itu lah Bairy. Si anjing sopan.
Buat saya, Bairy juga bijaksana. Setiap saya curhat, ia selalu mendengarkan saya. Ia duduk di hadapan saya. Mendengarkan semua cerita saya, bahkan saat saya menangis. Lalu setelah selesai bercerita, ia pasti meletakkan tangannya ke paha saya. Nggak jarang ia berusaha mencium jidat saya lho. Ingat, bukan menjilat. Mungkin Bairy tahu saya orang Muslim. Dia nggak pernah menjilat, hanya mencium. Bijaksana, kan? Tanpa bicara (kalau bicara serem sih) dia bisa menenangkan saya. Dengan caranya, ia seolah bilang, "easy, everything will be okay."
Selama saya di Jatinangor, Bairy juga sering iseng, lho. Contohnya, saya dan Dee sedang tiduran berdua di kamar. Ketawa-ketawa atau sekedar ngobrol banyak hal. Dia bisa tiba-tiba masuk dan tiduran di antara saya dan Dee. Seolah ingin ikut dilibatkan. Pernah juga Dee lagi mencari sweater Zara barunya. Sayangnya, saya menemukan itu saat sedang dikubur oleh Bairy. Senangnya, Dee pun nggak marah. Ia tahu kalau Bairy nggak ngerti kalau Zara itu mahal. Dia hanya iseng. Saya dan Dee hanya tertawa melihat tingkahnya.
Bagi saya, Bairy itu tampan. Dia nggak besar seperti anjing Golden Retriever jantan lainnya. Wajahnya juga lembut dan sama sekali nggak galak. Matanya penuh kasih sayang. Ia selalu seperti anak anak. He will never be a "man". He always be my boy. Mungkin ini yang membuat semua orang sayang Bairy. Buktinya, ia dibelikan dasi oleh Mami, mamanya Dee. Dan mama saya sering berfoto dengannya. Seperti foto di bawah ini. He is so handsome right? Yeah, he is my kid..
Balik lagi nih, ke aksi isengnya. Waktu itu saya sedang jalan sore bersama Bairy. Nah, di dekat rumah saya itu ada tanah kosong. Makanya, saya dan Bairy main di sana. Saya sengaja melepasnya agar ia bisa berlari bebas. Karena di Jatinangor sering ada kerbau, Bairy jadi sok akrab mungkin. Dia mendekati anak kerbau sambil menggonggonginya. Saya berdiri dan mulai memanggil Bairy untuk menjauhi si kerbau. Tapi telat. Bairy berlari kencang menuju saya sambil dikejar kerbau! Hasilnya, saya pun ikut lari. Berhubung saya gendut, jadi lah lari saya lambat. Bairy menyusul saya dan segera masuk pagar rumah. Sementara saya berusaha untuk nggak diseruduk kerbau. Untungnya saya masuk rumah tepat waktu. Kami berhasil lolos dari kerbau. Hah bodoh banget!
Karena banyak hal, saya harus berhenti mengontrak. Saya akhirnya kos di Betang Asri bersama Bairy. Sayang, dia harus diikat dan diletakkan di belakang. Seminggu pertama, ia selalu menangis dan menggonggong. Saya selalu ditegur penjaga kosan. Ini membuat saya selalu memarahi Bairy. Tapi saya rasa itu harus dilakukan walau saya nggak mau. Setelah memarahinya, muka Bairy pasti terlihat ketakutan dan sedih. Makanya, saya selalu nangis di kamar setelah marah. Saya merasa gagal menjadi sahabatnya. Saya sedih banget. Pernah suatu hari, sekitar jam 2 pagi, saya ke belakang untuk membawa Bairy ke kamar. Kami pun tidur bareng. Jam 5, saya akan mengembalikannya ke belakang supaya nggak ketahuan penjaga kos. Lumayan berhasil, sampai akhirnya ada kebijaksn dari kos kosan bahwa seluruh penghuni kos nggak boleh memelihara anjing. Terpaksa, saya harus berpisah dengan Bairy. Saya membawanya ke Jakarta. Bairy di rawat di rumah. Lega karena ia nggak lagi harus diikat, sedih karena kami harus berpisah.
Saat di Jakarta, ia menjadi kurus. Bulunya pun rontok. Sedih banget, tapi saya nggak bisa banyak berbuat. Tiap saya mau balik dari Jakarta ke Jatinangor, saya selalu sedih. Soalnya, tiap saya mau memasukkan barang barang ke dalam mobil, pasti ia berpikir kalau saya akan mengajaknya. Buntutnya bergerak senang. Sampai akhirnya saya pergi, saya selalu mendengar gonggongannya. Padahal saya sudah jalan. Kadang saya nangis di mobil. Saya mellow banget kalau sama Bairy.
Tapi untungnya, meskipun banyak hal yang seolah berusaha memisahkan saya dan Bairy, kami tetap bersama sampai sekarang. Sedih sih, karena saya makin susah menemukan quality time sama Bairy. Apalagi saya sudah sibuk kerja. Tapi saya senang, ia tetap menyayangi saya. Setiap saya datang, ia selalu menyambut dengan senyumnya. Nggak percaya Bairy bisa senyum? Nih fotinya...
Oh iya, ada satu hal yang terlewat. Bairy itu nggak pernah galak sama anak kecil. Waktu itu saya lagi di rumah kontrakkan. Saya mengintip keluar dari dalam rumah. Pemandangan yang lucu banget. Bairy berdiri di depan pagar. Di luar pagar ada anak kecil lagi digendong ibunya. Si ibu ini meleng dan nggak melihat kalau Bairy sedang menciumi anaknya yang masih berusia 1tahun itu. Meskipun anak itu memukul mukul Bairy, Bairy tetap nggak menggonggong lho. Oh iya, moment Bairy dan anak kecil juga terjadi saat keponakan saya yang berumur 2 tahun tiba tiba lompat ke bagasi mobil (dulu mobil saya Honda CRV, jadi nggak ada sekat antara kursi penumpang dengan bagasi. Di bagasi itu ada Bairy lagi berdiri santai. Keponakan saya yang di bagasi, nggak bisa saya ambil. Keponakan saya ini gemes banget sama Bairy. Ia menciumi dan menjambak bulu Bairy. Tapi Bairy nggak marah. Bairy itu teman bagi anak kecil. Dia baik dan penyayang, kan. Oh iya, ini foto Bairy dan Daffa, keponakan saya.
Lucu banget kan? Ini foto yang paling saya suka. Bairy knows how to treat a kid.
Intinya, saya senang dan lega karena di usianya yang hampir 6 tahun, Bairy masih bersama saya. Sedihnya, ia mulai tua. Ia sudah susah berdiri untuk mengambil makanan. Ia juga lemah jantung dan pencernaanya sangat sensitif. Saya nggak tahu apa yang akan terjadi kalau usia Bairy terhenti. Entah apa yang terjadi. Wah, membayangkannya saja saya menangis. Saya hanya berharap ia selalu sehat dan bahagia. Saya juga berjanji untuk punya waktu lebih banyak untuknya. Yup, i promise!
Saya akan selalu menjaga dan menyayangi Bairy selagi ia masih ada. I love him so much.
Ps: boleh lho kalo ada yang mau kasih Bairy kado. Tanggal 20 Oktober nanti Bairy ulang tahun. Aku kasih apa ya? Kalau ada yang mau kasih hadiah atau punya ide untuk hadiahnya, kasih tahu saya ya.. Oke deh, saatnya saya tidur. Good night you, good night world, good night my baby bairy. You will always be a baby from me.
Saya Shilla Dipo, ciao!