Monday, August 18, 2014

Oh Jatinangor

Saya sudah sempat cerita kan, di mana saya bekerja? Iya, saya adalah seorang redaksi majalah remaja, Majalah GADIS. Jauh sebelum saya bekerja di sini, saya pernah menjadi anak SMA yang bingung harus kuliah di mana. Perjuangan saya nemuin tempat kuliah yang cocok itu lama, lho. Berawal dari keinginan saya untuk kuliah di luar kota. Waktu itu ibu saya nggak mengijinkan. Iya, dia khawatir berlebih. Kayaknya banyak deh, ibu-ibu di luar sana yang mengalami hal seperti ibu saya saat anaknya lulus SMA. Setelah nama-nama universitas yang saya inginkan keluar, satu-satunya yang diperbolehkan adalah ITB. Tapi nekat, saya juga mengisi formulir tes masuk UNPAD. Toh sama sama di Bandung, pikir saya waktu itu.

Singkat cerita, otak saya sepertinya nggak cocok di ITB dan membuat saya nggak diterima di semua fakultas yang diinginkan. Nasib! Tapi di UNPAD, saya justru masuk. Yup, saya resmi jadi mahasiswi Universitas Padjadjaran di Jurusan Hubungan Internasional. Saya nggak pernah menyangka kalau kampus untuk jurusan HI berada di sebuah kecamatan kecil di daerah pinggir Bandung, Jatinangor. Pertama kali melihat Jatinangor, otak saya dipenuhi sebuah pertanyaan, "sanggupkah gue tinggal di sini?" Karena di sana nggak ada hiburan, berdebu, kotor, pokoknya nggak banget, deh. Tapi ternyata benar, don't judge the book by its cover.

Tahun pertama saya habiskan di Kosan Kuning. Letaknya di Kampung Geulis. Lingkungannya asri banget.. Kanan kiri dipenuhi pohon dan setiap jalan kaki di pagi hari, suara jangkrik selalu menemani langkah saya menuju kampus. Sejuknya udara di sepanjang jalan membuat rasa lelah hilang. Tapi jangan harap ketenangan yang sama bakal dirasakan di malam hari. Seram! Sampai sampai, tukang ojeg saja selalu mengulang lokasi tujuan saya. Nah, salah satu tukang ojeg bilang, "Kampung Geulis teh dulunya ada sekolahan. Terusna sekolahan eta kebakar. Aya 2 korban, guru na 1 murid na 1. Dua duanya awewe geulis pisan. Sejak itu, namina Kampung Geulis. Aya demit na diditu mah." Entah benar atau nggak. Seram sihhhh....

Beberapa kali saya pindah tempat tinggal. Memang, selalu ada kejadian seram. Beberapa pernah saya post di blog saya sebelumnya. Tapi dibalik keseraman itu, Jatinangor menyimpan banyak kenangan manis. Dulu, saya pernah lho, makan indomie dengan cara makan seperti mie kremes. Karena saya nggak ada uang dan kebetulan gas lagi habis. Saya juga pernah makan nasi pakai kuah sop, taro pakai nasi, nasi dan perkedel saja, hingga ngutang sampai Rp 500.000! Tapi alhamdulillah sudah lunas kok. Karena di Jatinangor juga, saya punya kenekatan untuk memelihara seekor anjing. Namanya Bairy. Banyak banget hal yang saya lewati bersamanya. Bahkan, saat uang kiriman belum ada, saya pernah beli nasi ayam suir dan makannya bagi 2 sama Bairy. Hahaha... Susah senang kita lewati bersama.

Saya akan cerita Bairy di tulisan saya selanjutnya. Sekarang, saya mau fokus dengan Jatinangor. Di kecamatan itu pula saya pernah mengalami mati listrik 24 jam, hujan hujanan naik motor, makan bubur kacang hijau jam 3 pagi, begadang sampai jam setengah 6 pagi, bahkan tidur di mobil karena mati lampu. Wah, terlalu banyak kenangan di Jatinangor. Oh iya, di sana saya juga pernah jualan risol isi carbonara. Enak banget! Hehehe.. Walaupun awalnya saya dan partner saya butuh waktu 12 jam untuk membuatnya, tapi semua kita jalanin dengan happy.

Di kecamatan itu juga saya bertemu dengan orang orang hebat. Dan tentunya, keluarga baru. Rizki Nindya Utami, Oky Rachmawati, Dhita Dwi Phangestika, Luki Ardiyanto, Juliansah Tri Darta, dan Radityo Egy Tiandono. Mereka semua adalah orang orang yang membawa saya pada perubahan yang jauh lebih baik. Sampai sekarang, ya, mereka masih keluarga saya. Saya menganggap mereka seperti "rumah" bagi saya. Terima kasih Jatinangor telah mempertemukan kami. Kami melalui banyak hal bersama di sana. Terlalu banyak sampai saya nggak bisa menceritakannya satu satu.

Oh iya, beberapa fakta lucu dan gila tentang Jatinangor juga ada lho. Ini beberapa di antaranya:
1. Di sana ada jembatan bersejarah. Namanya Jembatan Cincin. Dikenal karena keangkerannya dan juga menjadi salah satu jembatan tertua di Indonesia.
2. Jatinangor pernah banjir. Padahal wilayah dataran tinggi. Katanya sih, kebanjiran itu disebabkan mampetnya saluran air oleh kondom. Eww....
3. Jatinangor bukan Bandung. Ia sudah masuk di daerah Sumedang.
4. Banyak banget makanan murah dan enak. Tapi, kebersihannya pun nggak terjamin. Katanya, setiap mahasiswa baru pasti mengalami diare di tahun pertamanya. Ya, saya pun begitu.
5. Jatos selalu jadi tempat paling rame saat malam minggu. Soalnya, banyak orang orang dari Garut, Cibiru, Sumedang, Subang, yang main ke sini. Crowded banget deh.
6. Dulunya, Jatinangor adalah hutan karet. Waktu jaman penjajahan Jepang, katanya sih, tempat ini jadi pembuangan mayat. Pantes, horor!
7. Video mesum Ariel bersama artis artis itu pertama kali di upload di Jatinangor. Tepatnya di warnet di Jalan Sayang.
8. Kalau anak kuliah libur, Jatinangor selalu sepi. Katanya, jantung kehidupan di Jatinangor ada di tangan mahasiswa.

Kayaknya itu deh, beberapa fakta tentang Jatinangor. Pokoknya, siapapun yang masuk Jatinangor untuk kuliah, pasti punya kenangan bagus yang nggak bisa dilupakan. Teman, saudara, dan pengalaman baru. Benar benar belajar untuk saling menyayangi, melindungi. Unforgetable!

Oke deh, saya shilla dipo, ciao!

No comments:

Post a Comment