Okay, lanjut ke mimpi saya punya Golden Retriever. Seperti yang saya bilang di blog yang berjudul Oh Jatinangor, saya akhirnya punya anjing ras ini atas dasar kenekatan saya. Begini ceritanya...
Dulu, waktu saya ngekos di Rumah Kuning, saya sering banget menghabiskan waktu dengan salah satu sahabat saya, Rizki Nindya Utami alias Dee. Dia suka banget sama anjing, tapi nggak pernah punya kesempatan untuk punya. Berawal dari iseng menunjukkan iklan iklan jual anjing, akhirnya saya dan dia jadi pengin banget punya anjing. Tadinya Dee mengusulkan untuk punya anjing kecil. Tapi saya benar benar pengin punya Golden Retriever. Susah banget untuk menemukan yang cocok. Sampai ada sebuah iklan di situs www.tokobagus.com (sekarang www.oxl.co.id) yang menawarkan anak anjing Golden Retriever, jantan, DOB 20 Oktober 2008, warna golden. Saya masih ingat, anak anjing Golden ini sedang menyusup di semak semak. Sungguh tampak bodoh. Setelah menghubungi si pemasang iklan, akhirnya saya dan Dee memutuskan untuk melihat langsung di daerah Bekasi Timur. Setelah menyewa mobil, saya dan Dee menuju Bekasi Timur.
Butuh waktu untuk menemukan alamat si penjual. Begitu sampai, saya dan Dee langsung disambut oleh suara gonggongan kecil. Ternyata, itulah anak anjing yang saya lihat di foto. Tampak kurus, tapi menggemaskan. Anjing ini mengendus saya dan Dee, lalu ia pergi mengambil bola tennis. Saat melihatnya, saya yakin, anjing ini untuk saya. Yup, sepertinya saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tanpa banyak babibu, saya membelinya. Anjing itu duduk canggung di kursi belakang. Sesekali saya mendengar suara tangisnya. Mungkin masih asing kali ya. Nah, kata si penjual, anak anjing bernama Barry ini, suka sekali sozzis. Untuk membuatnya nyaman, saya belikan sozzis. Saya lettakan di belakang dan Barry nggak mengendusnya sedikit pun. Dee yang saat itu masih agak takut anak anjing, mencoba memangku Barry dan menyuapinya sozzis. Perlahan, ia pun memakannya.
Pintarnya Barry ini sudah terlihat saat tiba tiba ia lompat ke pangkuan saya yang lagi nyetir. Karena kaget, saya pun nabrak pembatas jalan di kawasan MT Haryono. Saya kesal dan langsung berhenti di kiri jalan untuk melihat body mobil. Penyok! Untung saja setelah saya pukul dari bagian dalam ban, penyok itu hilang. Kekuatan saya setara dengan ketok magic sepertinya. Nah, pas saya masuk ke mobil, tiba tiba saja Barry memberikan kaki kanan depannya seolah minta maaf. Dia anjing pintar!
Di perjalanan, saya dan Dee memikirkan nama baru untuknya. Setelah dipikir pikir, akhirnya kami tetap menggunakan nama Barry. Bedanya, tulisan Barry diganti menjadi Bairy. Supaya jarang dan nggak ada yang menyamainya. Karena ia lahir di bulan Oktober, saya beri ia nama Bairy Octo. Sebenarnya saya menambahkan nama Dipodiputro, tapi itu nama keluarga saya. Takut aja ada yang nggak terima. Tapi buat saya, nama panjang Bairy adalah Bairy Octo Dipodiputro. Oh iya, saya resmi menjadi sahabatnya pada tanggal 5 Januari 2009. Ini dia foto Bairy kecil yang saya punya...
Selain tangisannya, kemalasan saya masuk kuliah juga disebabkan susah tidur saat malam hari. Soalnya, waktu Bairy kecil, dia sering sekali tidur. Jadi, saat malam datang, dia justru aktif. Pernah nih, suatu malam saya dengar ia menggonggong. Hanya suaranya, karena saya nggak melihat dia ada dimana. Ternyata dia terjebak di bawah kasur. Bisa masuk, tapi nggak bisa keluar. Belum lagi kegemarannya membawa panci makannya. Sunggu ribut. Soalnya ia kesusahan menggigit panci itu. Jadi berkali kali jatuh dan suaranya berisik.
Saat usianya 4bulan, saya dan Dee sadar kalau Bairy nggak mungkin terus tinggal 1 kamar dengan saya. Ia semakin besar. Saya pun sudah diminta untuk keluar kosan oleh si penjaga. Ia, saya diusir. Haha.. Akhirnya saya dan Dee memutuskan untuk mencari kontrakan. Saya resmi pindah di bulan Mei. Senang rasanya Bairy punya tempat tinggal yang lebih layak.
Masih banyak cerita saya dengan Bairy. Tapi untuk sekarang, cukup sampai di sini dulu. Pasti akan saya lanjutkan segera. Kalau dulu saya punya quote, "he'll never know how much we love him" sepertinya sekarang saya punya quote baru. "I will never know, how much he loves me." Because a dog loves his master more than he loves his self.. :')
I love you, Bairy..
Saya Shilla Dipo, ciao!
No comments:
Post a Comment